Akhir - Akhir ini saya sedang pusing campur semangat, karena saya sedang hunting tempat tinggal.
Ya
tempat tinggal, bisa rumah bisa apartemen, yang bisa ditinggali sendiri
juga jadi investasi, supaya uang yang kita keluarkan nggak sia-sia.
Idealnya
memang punya rumah yang ada halamannya ya biar bisa ditanami toga,
jiahhh... (anak 90an pasti tau tuh), tapi harga rumah di daerah Surabaya
itu sekarang saya masih belum mampu, bahkan untuk angsurannya. Kalaupun
ada di daerah Sidoarjo, Gresik, agak jauh juga dari pusat kota &
fasilitas umum dengan kualitas seperti di Surabaya.
Saat ini sih
masih survey & menimbang-nimbang mau pilih yang mana antara rumah
atau apartemen. Sebenarnya saya nggak masalah kalau harus tinggal di
apartemen, Bang Il juga kalo ditanya nggak masalah tinggal di apartemen.
Untuk masalah ukuran, saya malah lebih tertantang buat mendekor &
mengatur apartemen yang lahannya terbatas kayaknya, jadi ngebayangin
acara Tiny House yang furniturenya bisa dilipat-lipat gitu.
Untuk
rumah, yang saya sudah tinjau lokasinya kebanyakan di daerah Sidoarjo,
rada jauh juga ya kalo dari rumah orang tua saya, tapi akses ke bandara
sama terminal bus jadi lumayan dekat. Kebanyakan juga sih yang kita
lihat lokasinya masih ada sawah, yang mana sudah amat sangat jarang
sekali ditemukan di Surabaya.
Saya jadi inget cerita orang tua
kalau menceritakan zaman dulu yang rumahnya masih dikelilingi sawah,
mungkin kondisinya hampir sama dengan perumahan yang saya tinjau ya?
Kalau sekarang sih rumah orang tua sudah ramai lingkungannya.
Sampai sekarang saya masih mencari, semoga dipertemukan dengan yang terbaik untuk keluarga saya.. Amien
Seandainya
punya rumah segampang main The Sims, padahal udah mulai mbayangin
dekor-dekor rumah sendiri kayak The Sims gitu, klik F2, pilih barangnya,
puter-puter sesuai lokasi yang diinginkan, trus taruh deh. Kalau dirasa
nggak cocok tinggal di delete. hehehe
Aku ini bisa dibilang
tergila-gila ama The Sims, ngikutin mulai dari yang pertama sampai yang
ke tiga, selanjutnya karena kakak saya yang bagian hunting dan install
sudah nggak ada, jadinya nggak pernah ngikutin lagi deh *kangenthesims.
Menurut
saya kalau The Sims ini game unisex baik cewek maupun cowok pasti suka
(Itulah yang terjadi pada kakak-kakak saya, sepupu, dan teman sekolah
saya dulu) The Sims pertama masih standar banget ya, sims nya nggak bisa
tambah tua, anak-anaknya nggak bisa jadi dewasa, wes gitu aja sampai
bosen. Desain bangunan rumahnya juga masih standar, belum ada fondasi,
belum bisa dibikin miring jadi masih lurus-lurus aja. Eh, bisa sih
temboknya dibikin sudut 45 derajat gitu tapi nggak bisa ditaruh
barangnya.
Kalau The Sims 2 mulai lumayan tuh, kita bisa
membesarkan sims mulai dari bayi sampai jadi tua. Simsku sendiri nih
kalau nggak salah udah sampai 7 turunan, lupa deh berapa tahun aku mulai
mainin, kalau nggak salah ya dari mulai aku masuk kuliah sampai lulus
juga masih aku mainin, mana simsnya bisa kuliah pulak sama aja kayak
yang mainin, walaupun yang dimainin udah beberapa generasi lulus kuliah
hehehe...
Di The Sims 2 udah mulai ada 4 musim, paling seru ya
kalau musim salju, bisa aktifitas di luar seperti bikin snow man, snow
angel, perang bola salju, pilih-pilih coat, hal-hal yang belum pernah
saya rasakan.
Habis itu mainlah saya The Sims 3, gambarnya lebih
bagus, lebih detail, apalagi paling seneng kalau ada lpantainya, karena
itu dulu simsku aku kasih rumah di pinggir pantai, salah satu cita-cita
pribadi saya juga sih, pingin punya Beach House. Kita juga bisa milihin
sims kita pekerjaan, sebenarnya dari The Sims 1 juga bisa sih, cuma
bedanya di The Sims 3 ini kita bisa ngikutin sims kita ini kerja, yang
aku ingat dulu sih simsku pernah kerja di salon dan berangkatnya naik
sepeda, keren nggak tuh ;)
Selain itu The Sims 3 juga ada
adventure ke 3 negara, yaitu Cina, Mesir, dan Prancis. Selain pelesir
juga ada misi-misi berbeda dari tiap negara, yang paling berkesan yang
di Mesir itu, bayangin aja harus masuk ke piramid yang di dalamnya ada
mumi berkeliaran, salah langkah bisa ketangkap sama mumi-mumi itu, mana
musiknya bikin tegang apalagi kalau main malam-malam, buyar aja dah...
Sejauh yang saya mainin sih paling bagus ya The Sims 3, kalau The Sims 4 karena belum pernah main ya belum tau.
Saya
sendiri kalau bikin rumah The Sims bisa dibilang niat banget,
sampai-sampai browsing gambar rumah yang ada denahnya, buka-buka majalah
interior dll, puas banget rasanya, ahhh... jadi kangen main The Sims.
Maaf melenceng dari postingan.
Friday, January 22, 2016
Thursday, January 21, 2016
Pengalaman Kuret
Nggak pernah mbayangin hal ini sebelumnya terjadi sama saya, tapi semoga pengalaman ini membuat saya jadi lebih sabar & takwa kepadaNya. Jadi setelah diagnosa BO(Blighted Ovum) di kandungan saya yang sekitar 8 minggu (ya my journey to first pregnancy a bit sad), waktu itu saya periksa di dr. Freddy RS Lombok, dan saya iya-in aja mau kuret di RS tsb pas hari Sabtu biar agak longgar.
Waktu mau berangkat ada saran dari teman disuruh telpon tanya biaya dulu, nah.. baru kepikiran tuh, kok nggak nanya dari awal tapi ya udahlah saya nyoba telpon, dan.... hasilnya saya agak shock, karena biayanya lumayan berat buat saya.
Akhirnya saya urungkan niat berangkat, dan browsing-browsing ternyata penanganan kuret termasuk yang di cover oleh BPJS. Setelah itu saya cari second opinion ke dokter Harris Armadhi dengan diagnosa hasil USG yang sama seperti sebelumnya, saya juga disarankan segera kuret. Untungnya dokter yang sekarang bisa menggunakan fasilitas BPJS di RS Pura Raharja. Dokter itu rekomendasi dari salah satu saudara saya waktu menyarankan promil.
Selanjutnya saya janjian jadwal hari Kamis 26 November 2015, disuruh cari rujukan dulu ke faskes pertama BPJS ke RS Pura dan saya juga dikasih obat yang harus dimasukkan lewat Mrs. V tengah malam sebelum operasi karena reaksinya 6 jam kemudian dan disuruh puasa minimal 4 jam sebelum operasi kuret biar nggak mual kena bius. Aku tanya dokter bius total atau lokal, waktu itu aku dengarnya total, tapi pas pulang ke rumah dibahas sama Bang Il dengarnya lokal, lah yang bener yang mana to? Trus nanya perlu nginep nggak, dibilangnya nggak perlu cuma kalau pakai BPJS minimal istirahat di RS selama 6 jam.
Anjuran-anjuran tersebut saya laksanakan satu persatu. Cari rujukan
alhamdulillah lancar, cuma mbayangin masukkan obat ke Mrs. V karena belum
pernah dan baru pertama kali jadinya sempat kebawa mimpi yang obatnya nggak
bisa masuk lah, habis dimasukkan keluar lagi lah hehehe, tegang juga mungkin,
tapi pas hari eksekusi alhamdulillah lancar. Rabu malam pasang alarm 2 kali, jam 12 malam utuk
masukkan obat dan jam 4 pagi buat persiapan sebelum puasa. Jam 12 malam lancar,
jam 4 pagi bangun mau bikin roti sama minum, pas mau pipis airnya jadi merah,
trus kerasa kayak keluar darah pas mens gitu, selanjutnya perut dilep hebat dan
yang keluar sekarang nggak cuma darah tapi juga gumpalan-gumpalan kecil mirip
selaput. Jadi ini efek obat yang dimasukkan ke Mrs. V tadi.
Selanjutnya persiapan sebelum ke RS saya bawa kain buat alas, pembalut
night ukuran ekstra, daleman, sama pakai kemeja kancing depan, rok panjang,
jilbab instan.
Jam 8 sampai di RS trus registrasi dulu, selanjutnya nunggu sampai masuk ke
ruang bersalin, saat itu saya sudah mulai lemas karena perut mules hebat dan cuma
bisa duduk sandaran ke suami.
Jam setengah 9 kurang saya diantar ke ruang bersalin, disuruh buka semua
baju dan dalaman terus ganti mantel operasi. Setelah itu rebahan di bed yang ada penyangga kaki seperti di film-film kalau ada adegan melahirkan gitu.
Sambil nunggu dokter obgyn dan anastesi. Ada suster (apa bidan ya?) yang datang untuk ngecek ada pembukaan nggak dengan cara masukkan tangannya yang udah dibungkus sarung tangan karet ke Mrs. V, rasanya.... sakit banget, mungkin karena perut saya mules dan semua otot jadi tegang gitu, selanjutnya pasang infus katanya buat masukkan cairan karena saya lagi puasa dan buat bius lewat infus juga, buat saya yang seumur-umur belum pernah opnam jadi agak tegang juga, ditanya suster habis pasang jarum infus ”sakit nggak?” cuma aku jawab ”dikit” rasanya ngilu gitu dan sampai di mana seminggu setelah jarum infus dilepas, titik bekas jarum ini kalau dipegang masih kerasa ngilunya, apalagi pas barusan dilepas itu rasanya masih ada jarum yang nusuk sampai pulang ke rumah. Selain itu juga dipasang alat deteksi denyut (kalau nggak salah ya), yang ada monitornya disambungkan ke alat mirip jepit jemuran dan dijepitkan ke jempol saya, trus bisa bunyi sesuai denyut nadi saya.
Sambil nunggu dokter obgyn dan anastesi. Ada suster (apa bidan ya?) yang datang untuk ngecek ada pembukaan nggak dengan cara masukkan tangannya yang udah dibungkus sarung tangan karet ke Mrs. V, rasanya.... sakit banget, mungkin karena perut saya mules dan semua otot jadi tegang gitu, selanjutnya pasang infus katanya buat masukkan cairan karena saya lagi puasa dan buat bius lewat infus juga, buat saya yang seumur-umur belum pernah opnam jadi agak tegang juga, ditanya suster habis pasang jarum infus ”sakit nggak?” cuma aku jawab ”dikit” rasanya ngilu gitu dan sampai di mana seminggu setelah jarum infus dilepas, titik bekas jarum ini kalau dipegang masih kerasa ngilunya, apalagi pas barusan dilepas itu rasanya masih ada jarum yang nusuk sampai pulang ke rumah. Selain itu juga dipasang alat deteksi denyut (kalau nggak salah ya), yang ada monitornya disambungkan ke alat mirip jepit jemuran dan dijepitkan ke jempol saya, trus bisa bunyi sesuai denyut nadi saya.
Udah selesai semua alat dipasang, saya dengar susternya telpon dokter dan
bagian anastesi. Habis itu saya nanya ke suster masih lama kah, dijawab nanti
bu jam 10 sekarang jam setengah 9, fiuh... 1,5 jam lagi buat nunggu operasi.
Saya cuma bisa tiduran nahan mules sama jarum infus sambil istighfaran.
Akirnya jam 10 dokternya datang, selanjutnya bagian anastesi mulai
menyuntikkan bius ke infus di tangan, kaki saya diangkat ke atas dan diikat di
tempat kaki yang udah nyambung sama ranjangnya, dokternya bilang tenang bu,
nggak sakit kok. Setelah itu yang saya rasakan ada benda yang dimasukkan ke
Mrs. V saya dan selanjutnya nggak ingat dan nggak merasakan apa-apa. Buka mata
dikit-dikit, menggerakkan tangan dan kaki dikit-dikit, sambil mengingat-ingat
ada kejadian apa barusan.
Pas ada suster lewat saya tanyain, udah selesai kah sus? Sudah bu, masih
pusing? Aku cuma bisa ngangguk pelan. Kalau menurut anggota keluarga yang
nunggu di luar, dokternya selesai keluar ruang bersalin setelah sekitar 20
menitan.
Nggak lama sayup-sayup dengar suara adzhan dari tempat saya berbaring, oh
ternyata saya nggak sadarnya juga nggak terlalu lama. Terus dipanggil lah Bang
Il ke dalam ruang bersalin. Pas lihat suami rasanya udah nggak bisa nahan
perasaan dan mulai kerasa air mata mengalir sambil dihusap dengan tangan suami.
Sempat bercanda juga sih trus habis itu suami pamit mau sholat Dhuhur dan saya
istirahat lagi masih di dalam ruang bersalin sampai jam 4 sore saya baru boleh
pulang. Seminggu kemudian control lagi ke dokter dan USG perut katanya sudah
bersih, masih ngeflek dikit-dikit, katanya normal sampai menstruasi dua minggu
kemudian.
Update saya mulai mens lagi tepat 1 bulan setelah kuret dilakukan.
Subscribe to:
Posts (Atom)