Wednesday, March 1, 2017

Here comes the baby...

Alhamdulillahirobbilalamin... puji syukur saya panjatkan tak henti-hentinya karena saya telah diberi izin dan amanah melahirkan bayi laki-laki yang sehat (dan lucu) pada 4 Januari 2017 dengan proses persalinan normal. Ok, untuk postingan kali ini saya akan langsung cerita pengalaman bersalin keburu saya lupa, maklum sudah lebih 1,5 bulan.


Menurut obgyn saya dr. Dewi Arofah, HPL seharusnya tanggal 1 Januari, kemungkinan bisa maju/mundur sekitar 2 minggu. Dan pada tanggal 1 Januari belum ada tanda-tanda kelahiran, dr. Dewi menyarankan saya untuk cek ECG (rekam detak jantung) janin di rumah sakit sebelum jadwal control selanjutnya.

2 Januari 2017 jam 10.00
Saya berangkat ke Rumah Sakit Islam Jemursari untuk ECG, karena waktu itu masih cuti bersama jadi saya registrasi lewat UGD, untuk ECG nya sendiri dilakukan di ruang bersalin, dalam hati saya bilang perkenalan dulu nih sama ruang bersalin RSI. Pada saat akan ECG saya dipasang alat seperti sabuk dan tombol yang harus ditekan jika janin bergerak dengan posisi berbaring kurang lebih selama setengah jam.

Setelah selesai proses ECG, suster mengkonsultasikan hasil tersebut dengan dr. Dewi via telpon. Ternyata menurut dokter hasilnya baik, selanjutnya disuruh cek pembukaan, langsung parno deh karena udah pernah ngerasain waktu pengalaman kuret sebelumnya. Ternyata saya sudah mengalami bukaan 2 tapi kok nggak kerasa apa-apa ya?
Oleh suster saya disuruh pulang dulu karena belum merasakan kontraksi dan pecah air ketuban.

3 Januari 2017 jam 19.30
Saya berangkat control rutin mingguan, oleh dr. Dewi saya dicek pembukaan (lagi!) dan hasilnya masih tetap bukaan 2, katanya sih memang wajar apalagi anak pertama. Kalau minggu depan belum ada tanda2 lahir harus cek ECG lagi tapi kemungkinan kalau nggak malam ini ya besok lahir katanya, usahakan malam ini banyak jalan kaki sampai ngantuk. Akhirnya saya pulang ke rumah dan mengikuti anjuran dokter, jalan-jalan muteri kamar ampe ngantuk terus tidur.

4 Januari 2017 jam 02.30
Bangun tidur saya merasakan kontraksi, saya bangunkan suami dan menghitung jarak antar kontraksi sudah sekitar 2 menitan. Yak fix langsung angkut koper dan berangkat ke RS.
Sampai di RS saya tidak langsung masuk ruang bersalin, saya masih milih nunggu di ruang tunggu sambil menunggu mama dan kakak saya datang, lagipula di dalam juga sedang ada pasien lain yang berjuang. Nggak lama terdengar suara bayi menangis. Dalam hati saya, Ya Allah semoga selanjutnya saya bisa menyusul. 

Setelah mama dan kakak saya datang, saya masuk ke ruang bersalin. Dan ternyata hanya satu orang yang boleh mendampingi padahal dalam pikiran saya pengen didampingi mama sama suami, tapi ya nggak apa-apa, takutnya malah bikin mama kepikiran dan saya juga nggak tenang kalau sampai mama kecapekan ndampingi saya. Waktu berbaring di ruang bersalin, saya masih ditangani oleh bidan dan cek pembukaan, masih 2 mau ke 3

jam 07.00
dr. Dewi (akhirnya) datang dan cek pembukaan, ternyata sudah bukaan 7, tapi karena beliau masih ada jadwal operasi, jadinya dr. Dewi menangani operasi dulu. Saya cuma disuruh nafas panjang dan jangan mengejan dulu. Humpf...

Beberapa jam kemudian...
Saya sudah merasa sakit sekali, rasanya sudah kepingin mengejan maksimal dan lapor ke suster dan dicek sudah bukaan sempurna. Nggak berapa lama dr. Dewi datang dan langsung mempersiapkan semuanya. Dalam keadaan seperti itu saya coba untuk menanamkan pikiran-pikiran positif seperti "sabar & nikmati", "saya wanita kuat & pasti bisa" Saat kontraksi datang saya disuruh mengejan, ternyata ... pake salah ngejan segala karena seharusnya tenaganya berpusat di panggul dan sekitarnya bukan tenaga dari kepala, leher & sekitarnya. Suami udah takut aja, karena di ruang bersalin sebelumnya ada pasien yang harus operasi karena kehabisan tenaga untuk mengejan. Untungnya dr. Dewi telaten untuk mengajari saya dulu cara mengejan yang benar.

Kalau saya ceritakan pengalaman saya itu ke teman-teman saya, pasti mereka commentnya "dulu nggak diajarin mengejan pas senam hamil?" Well, selama saya senam hamil, agenda kegiatannya datang - senam - relaksasi - minum susu & ambil snack - cek doppler/tanya jwb dokter (kalau ada) - pulang. Itu pas saya datang lo ya, nggak tahu lagi kalau ada agenda tambahan di hari lain.
Karena beberapa teman saya senam hamil di tempat lain ada yang disuruh praktek mengejan sambil dipantau bidannya. Well, itu pelajaran buat saya juga sih, dalam memilih tempat buat senam hamil bukan cuma fasilitas dan harga yang diperhatikan tapi juga ilmu yang mereka share ke kita.

Balik lagi ke cerita persalinan, setelah latihan mengejan yang benar dan kontraksi datang, langsung aja saya hajar and the magic happen... Lahirlah babby A dengan berat 3.36 kg &  panjang 50 cm. Saya bisa merasakan proses IMD (very warm and comfort) setelah 5 menitan bayi diambil untuk dihangatkan dan saya di bawa ke ruang rawat inap.

Tidak berapa lama baby A diantarkan ke kamar dan suster di sana membantu saya untuk memberi ASI, alhamdulillah lancar semua. Untuk RSI sendiri menggunakan sistem rawat gabung ya, jadi bayi yang sehat & tidak membutuhkan perlakuan medis ditaruh sekamar dengan ibunya dan dibawa ke ruangan bayi hanya dua kali saat mandi, selain itu RSI juga pro ASI.

5 Januari 2017
Keesokannya dr. Dewi visit ke ruang inap, dia bilang hari ini kalau dokter spesialis anak mengizinkan baby A pulang, maka ibunya juga boleh pulang. Yey... alhamdulillah di ruang rawat inap cuma semalam aja.

Kadang saya masih merasa amaze dengan semua yang saya alami, doa-doa saya dalam melalui semua proses ini alhamdulillah dikabulkan semua. Pada intinya saya diberi kelancaran & kemudahan dalam semua hal, mulai hamil, persalinan, menyusui, ya nggak semuanya menyenangkan sih tapi layak untuk dinikmati.


7 comments:

  1. Assalamuaikum mbak. Perkenalkan sya ayu. Sya baca postingan mbak diatas,sama seperti kondisi sya skrng. Dan dokter kita jg sama ��. Kmren malem sya kontrol k dr dewi dan disarankan utk rekam jantung jg hr ini.Kmren d cek bukaan 2. Apa boleh sya minta no hp mbak utk share?mohon maaf kalo mengganggu ya mbak. Wassalam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikumsalam... Maafkan saya karena telat buka, notifikasi jg trouble.
      Err...sepertinya saya udah nggak bisa bantu apa-apa ya, tapi saya harap semuanya lancar, bener nggak?

      Delete
    2. Alhamdulillah mbak, say bisa persalinan normal. Anak saya skrng sdh 5 bln stng. Bln depan sudah mulai makan. Bahagianya gbsa dibandingkan dg apapun mbak, bisa melahirkan normal, menyusui & melihat perkembangan anak setiap harinya

      Delete
  2. Halo mbak.. Maaf mau tanya, waktu persalinan ini pakai umum atau bpjs?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau bpjs tdk bsa dg dr dewi mb. Karna beliau bukan dr bpjs.

      Delete
  3. Assalamualaykum mb, maaf saya mau tanya, waktu proses jahit robekan pasca melahirkan, apakah diberi bius lokal oleh dr. Dewi sehingga tidak terasa sakit? Terimakasih

    ReplyDelete
  4. Pasti dibius mbak. Cuman tetep kerasa sedikit kayak digigit semut 😊

    ReplyDelete