Thursday, August 25, 2016

Tiga Dara (Hasil Restorasi) : Review



Mengisahkan tiga kakak beradik perempuan yang tinggal bersama Nenek dan Ayah mereka. Kakak tertua (Nunung) baru saja genap umurnya 29 tahun yang membuat si Nenek begitu bimbang, umur hampir tiga puluh tetapi belum juga menemukan jodohnya. Sifatnya yang tidak mudah bergaul dengan lelaki sungguhlah bertolak belakang dengan adik-adiknya (Nana dan Nenny).
Si Ayah tidak ambil peduli karana kesebukannya, tetapi dengan ancaman dan permintaan terakhir si Nenek sebelum ajalnya sampai, terpaksa dia mengambil tindakan dan berusaha mencarikan jodoh untuk Nunung. Sayangnya, perangai Nunung yang tidak peramah membuatnya sukar diterima dikalangan teman-teman lelaki Nana dan Nenny.

Suatu hari ketika sedang berjalan di pasar, Nunung tertabrak sepeda motor yang dikendarai oleh seorang pemuda bernama Toto. Nunung yang kesal tak henti memaki, Toto yang menawarkan untuk menghantar pulang sebagai usahanya memohon maafpun ditolaknya.

Tidak mengalah, Toto mengikuti Nunung yang menaiki becak pulang ke rumahnya untuk datang kembali keesokan harinya meminta maaf dengan berbekalkan bunga. Namun Nunung masih tidak menerima justru menolak kehadiran Toto dengan kasar.

Nana melihat Toto sebagai pemuda yang berwibawa, jatuh hati sejak pertama kali bertemu, ia pun berusaha mendekatinya. Toto kemudian rapat dengan Nana yang mana ini membuat Nunung cemburu. Bagaimanapun, rasa ego Nunung lebih tinggi dibandingkan dengan sukanya dia kepada Toto.

Toto yang masih mengharapkan Nunung, coba mendekati Nunung melalui Nana. Namun karana keakraban Toto dengan Nana, hingga membawa terjadinya pertunangan.

Si Nenek begitu terkejut dan menolak pertunangan tersebut. Menurutnya, jika Nana kahwin dulu dari Nunung, Nunung akan jadi perawan tua seumur hidup. Nana begitu marah pada Nunung, dan ini menyebabkan drama yang menarik dalam kisa persaudaraan mereka.



Itulah kutipan sinopsis film Tiga Dara yang saya copas dari situs cineplex 21. Kebetulan sekitar dua minggu lalu saya berkesempatan nonton filmnya, cuma belum sempat posting di blog ini.

Kalau nggak salah film ini sempat diputar di salah satu stasiun TV swasta tahun 90 akhir atau awal 2000 an, saya agak lupa. Yang saya ingat waktu pulang sekolah siang-siang saya nonton sama mama tapi sekarang juga sudah lupa sama ceritanya.

Dan akhirnya sekarang ada kesempatan buat nonton lagi, malah bukan di TV tapi di bioskop hasil restorasi dari roll film yang sudah lama dan usang. Ini adalah hasil kerja keras dari kru restorasi film tersebut yang telah "menyelamatkan" gulungan film sehingga film yang diproduksi 64 tahun lalu bisa dinikmati saat ini.

Awalnya saya memang nggak terlalu antusias nonton filmnya, cuma mau nemenin mama aja yang sudah ngasih "kode" waktu iklannya muncul di TV, tapi ternyata... saya dan kakak saya (yang juga ikut menemani) setelah nonton film tersebut sangat menikmatinya.

Terbukti film karya sutradara Usmar Ismail ini klasik & everlasting, meskipun film ini diproduksi pada tahun 1952, dimana Indonesia belum genap sepuluh tahun merdeka tapi permasalahan & konflik yang disuguhkan masih sering ditemui di zaman sekarang (termasuk di keluarga saya).

Selain itu kita bisa tahu budaya "kekinian" pada masa itu, seperti digambarkan pesta atau kumpul-kumpulnya anak muda waktu itu mulai dari menari tarian melayu lengkap dengan orkes pengiringnya sampai dansa yang lebih modern layaknya film barat.

Yang membuat saya tertarik adalah aktor dan aktrisnya. Dari semua nama yang paling saya ingat dan tahu cuma Mieke Widjaja yang ternyata waktu muda cantiiiiikkkkkk... banget, yang nggak kalah cantik ada Indriati Iskak dengan wajah blasteran dan Chitra Dewi dengan wajah ayu Indonesianya.

Saya kira bioskop akan di isi kebanyakan oleh warga senior/sepuh yang berniat nostalgia, tapi ternyata nggak juga tuh. Untuk penayangannya yang saya tahu ada di beberapa kota besar di Indonesia. Di Surabaya hanya diputar di XXI Ciputra World, untuk info pemutarannya bisa dicek langsung aja ke sitenya di 21cineplex.com

Semoga akan ada film-film klasik Indonesia berkualitas lainnya yang akan diputar di boskop.
 

Monday, August 15, 2016

Half way to go

Maksud dari half way to go dari judul di atas adalah tentunya dari My Pregnancy Journey, half way lebih sih sebenarnya... Baru control ke obgyn dan USG. Alhamdulillah semuanya normal. Waktu periksa kemarin janin di kandungan udah berusia 20 minggu dan HPL nya sekitar akhir tahun.. Amiinn

Let me share a little about my obgyn. Jadi ini kunjungan ke dua ku ke dr. Dewi Arofah di RSI Jemursari. So far aku merasa nyaman sama dr. Dewi, semuanya dijelasin kalau pas sedang USG, mulai dari ukuran panjang janinku saat ini dan dijelasin juga ukuran normalnya berapa, perhitungan detak jantung janin, lingkar kepala, berat, tulang & organ dalam yang telah terbentuk, panca indera, anggota tubuh, berat badan yang harus dicapai pada bulan berikutnya, dan lainnya, komplit dah pokoknya. Tapi nggak terkesan cerewet, dr. Dewi kalau sedang menjelaskan tone suaranya lemah lembut, jadi adem deh hehehe.. dan nggak terkesan terburu-buru juga.

Sekilas perkembangan di trimester ke-tiga ini adalah :
1. Perubahan fisik yang drastis
Beberapa baju dan celana mulai nggak muat, mau belanja baju hamil tapi rada males keluar rumah, mungkin harus bongkar-bongkar lemari mama siapa tahu ada baju besar yang bisa dimanfaatkan, hehehe
Ini juga satu kantor kayaknya udah mulai tahu, soalnya aku juga udah mulai nggak pakai seragam lagi karena udah nggak muat terutama di bagian perut. Terus aku kerja pakai baju apa dong? baju hamil? Nggak juga sih, aku masih pakai beberapa kemejaku yang msih muat dan layak buat dipakai kerja, untungnya selama ini aku lebih suka beli kemeja yang loose/longgar, jadi di usia kandungan 5 bulan ini sementara masih aman lah.

2. Berkurangnya rasa mual
Rasa mual dan muntah memang jauuuuhhhhh berkurang, alhamdulillah juga udah nggak pernah sampai jackpot lagi, tapi ada kalanya di saat saya merasa lapar atau kekenyangan maka rasa mual itu muncul lagi, jadi harus pintar-pintar ngatur pola makan.

3. Tidak bisa mengontrol pipis
Ini sering dialami sama ibu hamil, akibat kandung kemih yang mulai terdesak oleh rahim menyebabkan kadar air kencing yang bisa ditampung jadi berkurang, akibatnya dikit-dikit jadi kebelet pipis, meskipun yang keluar hanya sedikit. Aku sendiri merasakan itu, apalagi saat aku batuk, bersin, atau muntah sering keluar nggak terkontrol, jadinya kalau keluar rumah harus siap-siap celana dalam bersih.

4. Hidung Tersumbat
Mungkin beda-beda ya anatara bumil satu dan lainnya tapi sejak memasuki trimester ke dua ini jadi sering flu dan hidung tersumbat, sempat dikasih obat fluimucyl yang aku minum 3 hari, udah enakan tapi karena harus bolak balik ke rumah sakit karena waktu itu mama saya sempat opnam untuk pengobatan jadinya hidung tersumbat kambuh lagi.

Sepertinya baru itu aja sih yang aku rasain, oiya selain itu perut juga terasa kaku, mungkin karena ketarik akibat berkembangnya janin.
Untuk pregnancy picture belum ada, karena jadi malas & kurang suka difoto.

Monday, August 1, 2016

Sabtu (terakhir) Bersama Bapak

Saya belum pernah membaca novel Sabtu Bersama Bapak karangan Aditya Mulya, menonton filmnya juga belum. Sebenarnya libur lebaran lalu ada keinginan untuk pergi ke bioskop dan menonton filmnya, tapi karena jadwal unjung-unjung sanak saudara yang padat serta perasaan mual karena hamil muda membuat saya menyampingkan keinginan saya. Dan pada akhirnya takdir menuliskan untuk saya cerita lain yaitu Sabtu (terakhir) Bersama Bapak.

Sabtu sore tanggal 23 Juli 2016, saya melangkahkan kaki saya dengan berhati-hati di atas tanah basah, melewati nisan demi nisan milik penghuni makam yang sudah mendahului. Dengan perut yang mulai membesar, mata merah dan basah, saya mencoba untuk tegar dan tenang karena saya ingin mengantarkan bapak untuk terakhir kalinya di peristirahatannya, setelah bapak menunaikan kewajibannya mengantarkan saya sekolah jenjang demi jenjang, hingga yang terakhir mengantarkan saya di pelaminan kepada pria yang menjadi suami saya saat ini. Saat saya sendiri ragu, beliau yang memantapkan hati saya.

Terima kasih untuk semua kerja keras, pengorbanan, dan dedikasimu untuk keluarga. Terima kasih telah mengizinkan anak-anakmu untuk merawatmu di detik-detik terakhir hidupmu. Maafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan kami. Semoga engkau bahagia di tempat barumu. I love you and proud to be your daughter.