Setelah bingung memilih topik apa yang mau saya tulis untuk blog saya
yang sempat mati suri atau hiatus istilah kerennya. Akhirnya saya
memutuskan untuk menulis tentang vendor - vendor dan cerita behind the
scene dari pernikahan saya yang telah dilaksanakan dua tahun lalu
(moga-moga saya masih ingat).
Dalam menentukan vendor sendiri saya
juga banyak browsing dan dapat masukan dari teman maupun saudara, jadi
saya juga ingin berbagi, syukur-syukur bisa jadi referensi atau ada yang terinspirasi
Rencana
pernikahan saya memang relatif cepat, kalau dihitung-hitung persiapannya kurang lebih kurang dari setahun.Sebenarnya kalau
boleh memilih, saya cuma pengen syukuran nikah aja, kecil-kecilan dan
saya sendiri bisa mingle ke tetamu yang datang, akan tetapi mama saya
berdalih keluarga dan saudara jauh juga banyak yang akan diundang karena
sekalian silaturahmi (dan ajang reuni juga). Yah.., kalau dipikir-pikir selain saudara jauh, saudara kandung dari orang tua saya sendiri
juga sudah banyak, belum sepupu-sepupu saya dan keluarga suami saya. Akhirnya
saya manut saja.
Berikut vendor-vendor utama dalam pernikahan :
1. Gedung / Lokasi
Salah
satu faktor dalam menentukan tanggal pernikahan saya tergantung dengan
tanggal dari gedung incaran yang tersedia. Awalnya gedung yang saya
pilih adalah Graha ITS, waktu itu sudah full booked untuk weekend selama
setahun ke depan, busyeettt... Akhirnya pilihan jatuh ke Gedung
Robotika yang masih satu kawasan. Saya sendiri belum pernah masuk ke
dalamnya tapi sudah sering lewat, kalau dari luar bentuknya cukup unik,
sangat modern & minimalis. Yang saya tahu biasanya gedung ini digunakan untuk kontes robot tapi ternyata bisa disewa untuk pernikahan. Kebetulan juga ada yang kosong pas hari
Minggu, ya udah.
2. Rias Pengantin
Ini yang awalnya agak lama
memutuskan, karena banyak faktor pertimbangan untuk memilih yang sesuai.
Salah satu faktor yang saya harapkan adalah tentu riasannya yang paripurna, tahan lama dari pagi sampai selesai acara, dan kalau orang
Jawa bilang "manglingi" beda dengan penampilan pengantin
kesehari-harinya. Selain itu juga harga harus sesuai budget.
Semula
mama dapat referensi Sanggar Rias Kerinci dari salah seorang temannya,
tapi karena sanggarnya tidak buka pada weekend saya agak kesulitan
menentukan jadwal untuk fitting dll. Akhirnya saya sempat mengunjungi
booth pamerannya, kalau saya lihat foto dari hasil riasannya memang
cukup halus dan menurut saya juga bagus, tapi kok saya kurang cocok sama
busana pengantinnya (hal ini benar-benar masalah selera ya...
Setelah itu saya ke Puri Kencana Ayu
(PKA) asuhan Bu Narti, kalau tidak salah sekarang namanya berubah jadi
Griya Kencana Ayu, datang pas weekend saya memang tidak bertemu dengan
Bu Narti yang merias, tapi saya disambut dengan ramah oleh salah satu
stafnya (maaf lupa nama tapi kalau wajah saya masih ingat sampai
sekarang) di sana kita diskusi keinginan kita, serta dijelaskan adat dan
pakem dari busana tersebut.
Awalnya saya berniat menggunakan
adat Yogyakarta dengan busananya yang beludru polos terutup dan biasanya
berwarna gelap itu, tapi setelah diskusi dikarenakan jadwal akad dan
resepsi yang terlalu mepet jadi tidak memungkinkan untuk ganti busana
(dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam).
Di GKA ini koleksi kebaya pengantinnya
ada buku katalognya komplit dari kebaya resepsi sampai kebaya simple
untuk siraman / midodareni juga ada tapi karena saya tidak mengadakan
acara siraman maupun midodareni jadi saya hanya memilih kebaya untuk
resepsi, jadi kita bisa lihat-lihat dulu sebelum memutuskan untuk
memilih dan bisa langsung dicoba.
Akhirnya saya tertarik mencoba
kebaya panjang berwarna pink fanta perpaduan gold dengan aksen seperti
obi, menurut saya terlihat elegant dan tidak terlalu ramai.
Waktu Bang Il ditanya juga setuju, jadi fixed. Selain rias & busana
pengantin saya menyerahkan dekorasi, MC dan tetek bengeknya ke sini,
kalau mau fotografer jadi satu di sini juga bisa.
Kalau menurut
kesimpulan saya di PKA itu busananya pakem termasuk beskap, blangkon
dari pager bagus harus sesuai dengan aturan yang ada, sangat sesuai dengan yang mau adat Jawa
total. Sedangkan di Kerinici bisa modifikasi, kalau lainnya saya kurang
tahu karena cuma survey dua sanggar rias itu saja.
3. Catering
Saya
menggunakan Hidayah tapi urusan catering saya serahkan semuanya ke Mama
karena waktu itu saya sibuk kerja. Mulai dari pemilihan makanan, jumlah, dll mama
yang menyesuaikan & menentukan. Berdasarkan cerita orang-orang sih
alhamdulillah banyak yang puas dan memuji, menurut saya sendiri... entahlah,
cuma sempat makan sedikit hidangan yang sudah nggak terlalu panas setelah turun dari
koade, hiks..
4. Fotografer
Kalau ini saya serahkan sama Bang
Il, kebetulan ada temannya yang fotografer, tapi saya juga tetap
terlibat dan ikut diskusi. Saya sama suami juga sudah kekeuh untuk tidak
memakai foto prewed, tidak ada alasan khusus sih, mungkin karena saya
pribadi merasa kurang terlalu bermanfaat dan menghemat budget (yah,
pikiran orang beda-beda kan..)
5. Souvenir
Untuk souvenir saya
nggak mau yang terlalu ribet tapi harus bagus dilihat, bermanfaat dan
sesuai budget. Cari souvenir di Surabaya pasti orang-orang akan
menyarankan ke Pusat Grosir Surabaya (PGS). Sampai di sana saya langsung
bingung mau pilih yang mana karena ada puluhan toko souvenir yang
menyediakan puluhan macam souvenir dalam satu toko, jadi saya sarankan
sebelum pesan ke satu toko mending membandingkan dulu harga ke toko
lainnya, karena rata-rata jenis souvenirnya hampir sama antara satu toko
dengan toko lainnya, seperti pengalaman saya. Dan souvenir pilihan saya
jatuh pada kotak penyimpanan seperti gambar berikut. Yang kefoto ini salah satu saja karena bentuk dan motif random dari vendornya.
6. Undangan
Untuk
satu ini saya agak sedikit kurang puas, apa dayalah saya yang hanya
manusia biasa. Mungkin saya yang terlalu bingung dan banyak maunya,
mungkin juga karena waktu agak mepet karena ada masalah di tengah jalan,
tapi tak usahlah dibahas lagi.
Saran saya undangan itu harus
pesan jauh hari sebelumnya, minimal 1 bulan - 3 minggu sebelum hari H
harus sudah siap (ada vendor yang butuh waktu 40 hari sebelum jadi),
selain itu kita juga harus teliti mengecek huruf demi huruf yang ada di
undangan tersebut.
Kalau kita bingung memikirkan desain undangan
bisa pilih yang sudah jadi, sekarang ini banyak sekali undangan yang
unik, bagus, dan harga terjangkau jadi kita tinggal menyesuaikan nama
dan acara kita.
Sekian dulu ulasan tentang pernikahan saya, semoga dapat membantu, bermanfaat, dan barokah untuk orang lain.
mbak budget yang di pakai untuk semua item di atas kira2 berapa ya? makasih
ReplyDelete