Monday, February 15, 2016

Wedding Vendor

Setelah bingung memilih topik apa yang mau saya tulis untuk blog saya yang sempat mati suri atau hiatus istilah kerennya. Akhirnya saya memutuskan untuk menulis tentang vendor - vendor dan cerita behind the scene dari pernikahan saya yang telah dilaksanakan dua tahun lalu (moga-moga saya masih ingat).
Dalam menentukan vendor sendiri saya juga banyak browsing dan dapat masukan dari teman maupun saudara, jadi saya juga ingin berbagi, syukur-syukur bisa jadi referensi atau ada yang terinspirasi

Rencana pernikahan saya memang relatif cepat, kalau dihitung-hitung persiapannya kurang lebih kurang dari setahun.Sebenarnya kalau boleh memilih, saya cuma pengen syukuran nikah aja, kecil-kecilan dan saya sendiri bisa mingle ke tetamu yang datang, akan tetapi mama saya berdalih keluarga dan saudara jauh juga banyak yang akan diundang karena sekalian silaturahmi (dan ajang reuni juga). Yah.., kalau dipikir-pikir selain saudara jauh, saudara kandung dari orang tua saya sendiri juga sudah banyak, belum sepupu-sepupu saya dan keluarga suami saya. Akhirnya saya manut saja.

Berikut vendor-vendor utama dalam pernikahan :

1. Gedung / Lokasi
Salah satu faktor dalam menentukan tanggal pernikahan saya tergantung dengan tanggal dari gedung incaran yang tersedia. Awalnya gedung yang saya pilih adalah Graha ITS, waktu itu sudah full booked untuk weekend selama setahun ke depan, busyeettt... Akhirnya pilihan jatuh ke Gedung Robotika yang masih satu kawasan. Saya sendiri belum pernah masuk ke dalamnya tapi sudah sering lewat, kalau dari luar bentuknya cukup unik, sangat modern & minimalis. Yang saya tahu biasanya gedung ini digunakan untuk kontes robot tapi ternyata bisa disewa untuk pernikahan. Kebetulan juga ada yang kosong pas hari Minggu, ya udah.



2. Rias Pengantin
Ini yang awalnya agak lama memutuskan, karena banyak faktor pertimbangan untuk memilih yang sesuai. Salah satu faktor yang saya harapkan adalah tentu riasannya yang paripurna, tahan lama dari pagi sampai selesai acara, dan kalau orang Jawa bilang "manglingi" beda dengan penampilan pengantin kesehari-harinya. Selain itu juga harga harus sesuai budget.

Semula mama dapat referensi Sanggar Rias Kerinci dari salah seorang temannya, tapi karena sanggarnya tidak buka pada weekend saya agak kesulitan menentukan jadwal untuk fitting dll. Akhirnya saya sempat mengunjungi booth pamerannya, kalau saya lihat foto dari hasil riasannya memang cukup halus dan menurut saya juga bagus, tapi kok saya kurang cocok sama busana pengantinnya (hal ini benar-benar masalah selera ya...

Setelah itu saya ke Puri Kencana Ayu (PKA) asuhan Bu Narti, kalau tidak salah sekarang namanya berubah jadi Griya Kencana Ayu, datang pas weekend saya memang tidak bertemu dengan Bu Narti yang merias, tapi saya disambut dengan ramah oleh salah satu stafnya (maaf lupa nama tapi kalau wajah saya masih ingat sampai sekarang) di sana kita diskusi keinginan kita, serta dijelaskan adat dan pakem dari busana tersebut.

Awalnya saya berniat menggunakan adat Yogyakarta dengan busananya yang beludru polos terutup dan biasanya berwarna gelap itu, tapi setelah diskusi dikarenakan jadwal akad dan resepsi yang terlalu mepet jadi tidak memungkinkan untuk ganti busana (dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam).

Di GKA ini koleksi kebaya pengantinnya ada buku katalognya komplit dari kebaya resepsi sampai kebaya simple untuk siraman / midodareni juga ada tapi karena saya tidak mengadakan acara siraman maupun midodareni jadi saya hanya memilih kebaya untuk resepsi, jadi kita bisa lihat-lihat dulu sebelum memutuskan untuk memilih dan bisa langsung dicoba.

Akhirnya saya tertarik mencoba kebaya panjang berwarna pink fanta perpaduan gold dengan aksen seperti obi, menurut saya terlihat elegant dan tidak terlalu ramai. Waktu Bang Il ditanya juga setuju, jadi fixed. Selain rias & busana pengantin saya menyerahkan dekorasi, MC dan tetek bengeknya ke sini, kalau mau fotografer jadi satu di sini juga bisa.

Kalau menurut kesimpulan saya di PKA itu busananya pakem termasuk beskap, blangkon dari pager bagus harus sesuai dengan aturan yang ada, sangat sesuai dengan yang mau adat Jawa total. Sedangkan di Kerinici bisa modifikasi, kalau lainnya saya kurang tahu karena cuma survey dua sanggar rias itu saja.

3. Catering
Saya menggunakan Hidayah tapi urusan catering saya serahkan semuanya ke Mama karena waktu itu saya sibuk kerja. Mulai dari pemilihan makanan, jumlah, dll mama yang menyesuaikan & menentukan. Berdasarkan cerita orang-orang sih alhamdulillah banyak yang puas dan memuji, menurut saya sendiri... entahlah, cuma sempat makan sedikit hidangan yang sudah nggak terlalu panas setelah turun dari koade, hiks..

4. Fotografer
Kalau ini saya serahkan sama Bang Il, kebetulan ada temannya yang fotografer, tapi saya juga tetap terlibat dan ikut diskusi. Saya sama suami juga sudah kekeuh untuk tidak memakai foto prewed, tidak ada alasan khusus sih, mungkin karena saya pribadi merasa kurang terlalu bermanfaat dan menghemat budget (yah, pikiran orang beda-beda kan..)

5. Souvenir
Untuk souvenir saya nggak mau yang terlalu ribet tapi harus bagus dilihat, bermanfaat dan sesuai budget. Cari souvenir di Surabaya pasti orang-orang akan menyarankan ke Pusat Grosir Surabaya (PGS). Sampai di sana saya langsung bingung mau pilih yang mana karena ada puluhan toko souvenir yang menyediakan puluhan macam souvenir dalam satu toko, jadi saya sarankan sebelum pesan ke satu toko mending membandingkan dulu harga ke toko lainnya, karena rata-rata jenis souvenirnya hampir sama antara satu toko dengan toko lainnya, seperti pengalaman saya. Dan souvenir pilihan saya jatuh pada kotak penyimpanan seperti gambar berikut. Yang kefoto ini salah satu saja karena bentuk dan motif random dari vendornya.


6. Undangan
Untuk satu ini saya agak sedikit kurang puas, apa dayalah saya yang hanya manusia biasa. Mungkin saya yang terlalu bingung dan banyak maunya, mungkin juga karena waktu agak mepet karena ada masalah di tengah jalan, tapi tak usahlah dibahas lagi.

Saran saya undangan itu harus pesan jauh hari sebelumnya, minimal 1 bulan - 3 minggu sebelum hari H harus sudah siap  (ada vendor yang butuh waktu 40 hari sebelum jadi), selain itu kita juga harus teliti mengecek huruf demi huruf yang ada di undangan tersebut.

Kalau kita bingung memikirkan desain undangan bisa pilih yang sudah jadi, sekarang ini banyak sekali undangan yang unik, bagus, dan harga terjangkau jadi kita tinggal menyesuaikan nama dan acara kita.

Sekian dulu ulasan tentang pernikahan saya, semoga dapat membantu, bermanfaat, dan barokah untuk orang lain.

1 comment:

  1. mbak budget yang di pakai untuk semua item di atas kira2 berapa ya? makasih

    ReplyDelete